Hari
ini aku melihatmu lagi. Aku dapat melihatmu dengan jelas tanpa bantuan pen
light. Juga dapat mendengar suaramu lebih jelas dengan jarak sedekat ini. Kau
berada ditempat yang sama, bangku nomor delapan di coffee shop tua favorit
kita. Kita? HAHAHA. Abaikan!
Aku
ada diarah jam tigamu, tepat di bangku bernomor lebih satu dari nomor bangkumu.
Hanya dengan sedikit berpaling ke kiri aku sudah dapat melihatmu dengan
secangkir hot moccachino coffee kesukaanmu. Aku tahu, pasti hot moccachino
coffee yang ada dalam cangkir putih diatas meja tepat didepan bangkumu itu.
Mengapa aku tahu dan begitu yakin akan itu? Aku menanyakannya kemarin pada
salah satu barista disini. Darinya aku tahu bahwa kamu selalu memesan itu
setiap kali kesini. Dia juga bilang, kamu adalah konsumen setia bagi tempat
mereka bekerja. Hmmmm, setia katanya. Ehem!
I think that possibly, maybe I'm
falling for you
Yes there's a chance that I've
fallen quite hard over you.
I've seen the paths that your eyes
wander down
I want to come too
Hari
ini kamu memakai t-shirt hitam polos dengan jeans berwarna sama. Sneaker vans
cokelat yang kamu gunakan lalu menjadi kontras dibuatnya. Tidak ada masalah
selama kamu masih duduk tenang setiap sabtu jam tiga sore disini. Dengan kostum
apapun aku pasti terima. Asal, matamu tidak kamu ubah dengan plastic surgical jenis
apapun. Karena… aku suka.
I think that possibly, maybe I'm
falling for you
No one understands me quite like
you do
Through all of the shadowy corners
of me
Aku
suka matamu, kataku. Waktu itu, dia sempat bertemu dengan mataku. Sebentar sih,
hanya dalam se-per-sekian detik saja. Tidak sengaja sih, tapi, bukankah suatu
kebetulan sekecil apapun itu adalah rencana Tuhan? Aku percaya akan Tuhan, dan
tentu aku percaya dengan segala kehendak-Nya.
I never knew just what it was about
this old coffee shop
I love so much
All of the while I never knew
Cina,
matahari dan ice cream. Mereka bertiga mewakili bagaimana aku dapat
mendeskripsikan matamu. Dan mereka bertiga jugalah yang menjadi alasan mengapa aku
suka pada matamu, dan mengapa aku menjadi sering ke tempat ini setelah
pertemuan pertama yang dikehendaki oleh yang kusebut pencipta semestaku itu.
Aku
menarik nafas panjang lalu membuangnya lewat mulut. Tekhnik relaksasi namanya.
Sedetik setelah itu aku mulai menyadari sesuatu, ah, minuman yang ku pesan
hampir saja menjadi dingin dengan percuma.
I think that possibly, maybe I'm
falling for you
Yes there's a chance that I've
fallen quite hard over you.
I've seen the waters that make your
eyes shine
Now I'm shining too
Aku
lalu mulai menyeruput vanilla coffee-ku dengan mencium aromanya terlebih
dahulu. Kamu tahu? Aku suka aroma kopi hangat terkhusus ampasnya seperti aku
suka wangi kertas pada buku yang baru ku lepas plastik pembungkusnya. Kamu
pasti tidak tahu, kan? Aku suka mendengarkan musik melalui earphone, alternatif
khususnya. Dan yang paling pasti, kamu tidak tahu, kan? Aku penyendiri,
sekaligus penikmat imajinasi.
Hai,
kamu.
Kamu
yang sebenarnya tidak pernah ada, tapi sangat aku butuhkan.
If I didn't know you, I'd rather
not know
If I couldn't have you, I'd rather
be alone
Lagu : Falling In Love In A Coffee Shop - Landon Pigg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar